25 Nov 2011

Ketika Semuanya Berakhir

09:59 3 Comments
sumber foto disini

Ketika semuanya berakhir,
dan engkau harus belajar menutup matamu dari orang-orang terkasih
belajar berhenti menghirup kesakitan dan menghembus kelegaan
belajar menerima kegelapan yang lebih kelam dari duniamu sendiri
Saat itulah kau sudah tahu pasti, bagaimana rasanya menjadi senja

20 Nov 2011

Langit Bewarna Biru; Salah Siapa?

21:17 4 Comments



“Kenapa ya, langit warnanya biru?”

Pertanyaan ini, bagi sebagian besar orang—adalah jenis pertanyaan sederhana yang untuk menjawabnya NAUDZUBILE susahnya -___- dan sebagai seseorang yang berpendidikan, pastinya jayus dong ya kalau anda menjawab “Takdiiir..” (dengan muka polos nan suci) atau “Hanya Allah yang tahu…” (dengan wajah yakin penuh tekad).

Jadi yah, daripada nanti anda kagok ditanyai anak SD kenapa langit warnanya biru, berikut ini akan gue sajikan artikel mengenai penjelasan mengapa langit bewarna biru! J

19 Nov 2011

92 Hari Mencari Hati (1)

17:59 4 Comments


“Hey ganteng, bangunlah. Ini ada cake dengan banyak lilin di dekat pintu kamarmu. Hari ini kamu ulang tahun, ya?”

Suara itu membangunkannya. Rangga berguling di atas tempat tidur dan meringis saat sakit di kepalanya menyerang. Ia membuka mata dan menyadari bahwa seperti halnya kesadarannya—kedua matanya belum berfungsi sepenuhnya. Seluruh tubuhnya terasa sakit dan rasa mual di perutnya begitu menyiksa. Bahkan usaha untuk menggapai jam beker di samping tempat tidurnya pun menjadi perjuangan yang begitu berat.

Bagaimana bisa ia baru saja terbangun saat waktu sudah melesat senja dan mataharipun bahkan sudah akan turun lagi?

Rangga mencoba duduk dan mendapati seorang perempuan tengah santai merokok di dekat pintu kamarnya, dan memakai sesuatu yang mirip sekali dengan t-shirt kesayangannya.

“Siapa lo??” bentak Rangga kaget.

17 Nov 2011

Si Gila Ingin Kawin

13:06 3 Comments


“Mbak, aku mau kawin.”

Mbak Titi bengong. Menatapku dalam. Lama. Tercengang habis-habisan. Ia terlihat kaget seperti habis melihat wewe gombel.

Lalu, tiba-tiba saja otot di wajah cokelat itu berubah. Mbak Titi seperti kesakitan, padahal tidak tertimpa lesung. Jadi seperti mau menangis, persis seperti saat bapak dan ibu meninggal. Alisnya bertaut seperti garis batik. Lalu, perlahan mbak Titi menangis, kenceeng sekali seperti geledek.

“Oalah, kenapa tho Mbak?”

Mbak Titi masih menjerit-jerit seperti orang gila. Merosot ke lantai tanah dan memukul-mukul tanah hingga pecah. Tak diperdulikannya masakannya yang mulai gosong di atas panci. Ia sibuk melolong seperti anjing hutan, memanggil bapak, ibu, hingga mbah uyut. Bingung aku dibuatnya.

16 Nov 2011

Movie : Sunny (2011)

08:37 10 Comments

Hai readers ^^ lama ga jumpa.

Saat ini gue lagi terserang stagnan-nulis. Punya idepun, tetap nggak bisa dituangkan dalam kerangka yang logis. Alhasil kalau kalian melihat entri baru blog gue mulai jarang-jarang serta tonggos seperti gigi-nya Suneo #apadeh mohon maaf lahir batin ajalah ya. Nanti kalau gelora nulis gue kambuh, pasti anda bakal sering-sering dibanjiri entri blog baru lagi.

Kali ini gue mau membahas sesuatu yang mudah saja : gue baru menonton film yang bagus, dan gue tergilagilaaa~aaa.



Film yang ini berasal dari Korea Selatan yang baru aja rilis 2011 lalu, namun sudah menyedot begitu banyak perhatian. Sebut saja nama film ini, Sunny. -_____-
Daisypath Anniversary tickers