29 Des 2011

Daddy Long Legs: Kisah Fenomenal sejak 1912

12:52 2 Comments

Daddy Long Legs bisa jadi adalah salah satu kisah terkeren yang pernah gue temui.

Eh, tapi jangan salah gugling ya. Soalnya Daddy Long Legs juga nama beken dari salah satu spesies laba-laba Pholcus phalangioides yang penampakannya begini nih >

sumber gambar disini


Di postingan ini gue bukan membahas soal makhluk creepy ini, tapi kisah cinta romantis dalam novel, komik, teaterikal, dan film berjudul ‘Daddy Long Legs’. Dan bukan hanya gue lho, yang mengakui kualitas dari kisah ini. Sakin tenarnya, ‘Daddy Long Legs’ ini sudah dibuat dalam berbagai versi di berbagai Negara! Uwow banget!

18 Des 2011

Tanpamu

22:22 3 Comments

sumber gambar disini



Berapa lama lagi umurmu yang tersisa?

Satu tahunkah? Dua, atau mungkin lima? Atau justru hanya terhitung bulan?

Seiring pertambahan umurmu, seiring makin dekatnya waktu yang sudah kita perkirakan sebagai ‘saat kepergianmu’, aku tak kunjung mampu merasa ikhlas…

Kamu sudah ada sejak aku dilahirkan di dunia ini. Kamu adalah orang yang paling dekat sekaligus selalu ada jika kubutuhkan. Kamu adalah tempatku berlari setelah lelah. Tempatku berteduh setelah diserang panas. Kamulah yang menyelimuti disaat dingin malam menyapa. Kamu yang berada di sisiku saat aku tertawa dan menangis. Kamulah yang satu-satunya bisa membacaku. Yang mengerti aku secara keseluruhan. Yang menerimaku apa adanya tanpa mempertanyakan.

15 Des 2011

Tales of Nure-Onna (Part 2)

12:07 0 Comments

sumber gambar disini



Seharusnya, dia hanya seekor makan malam untukku.

Dan seharusnya, untuk dia, aku adalah ‘musuh’ yang patut dibasmi karena memangsa kaumnya.

Seharusnya, kami saling membenci dan memusuhi. Namun entah sejak kapan—satu perjalanan Bulan tanpanya terasa begitu hampa. Dia seperti air segar yang kubutuhkan, dan tanpanya akan terasa begitu menyiksa. Bahkan perjalanan rutinku ke dasar samudra menjadi siksaan dan aku tak pernah bisa sabar untuk segera kembali ke gua kami.

Setelah begitu banyak perjalanan Bulan yang kami lewati bersama, aku terbiasa dengan Souichi. Terkadang aku menyelam ke kedalaman laut untuk membawakannya rumput laut yang ia minta. Aku tak pernah mengerti apa enaknya itu semua—seperti halnya Souichi yang jijik saat aku berkata aku kelaparan dan ingin menghabiskan setidaknya satu manusia gendut.

“Kenapa kau tak mencoba hewan saja sih?” kata Souichi satu ketika.

Sondang, Mengapa Kau Bakar Dirimu?

09:27 1 Comments

sumber gambar disini


Aku bukanlah seorang aktivis. Sebagai mahasiswa, aku lebih memilih menyoroti kasus demi kasus Negara ini lewat berbagai media dan omongan melantur kanan-kiri.

Mungkin akupun tidak memiliki kapasitas untuk berbicara soal kamu, Sondang.

Mungkin jika saudara-saudara mahasiswa di Bandung membaca ini, mereka akan menghadiahiku seperangkat celana dalam dan bra baru, sekaligus sebotol bensin sebagai simbol bahwa aku hanyalah ‘banci’ yang hanya berani berbicara tanpa bakar diri—seseorang yang tidak berkenan turun ke jalan dan mengobarkan negeri ini dalam api demi kamu yang sudah membakar diri.

11 Des 2011

Alfprimr: Rise of Refheuf (Part 5)

10:40 5 Comments


Stalae[i]
(Strapies Eridhu)
Janr 7th 528 Hersten

Reshius membuka matanya dan memandang ke depan melalui EyGo—masker udara—nya, ke sosok samar bangunan megah yang menempel di dinding palung terdalam di dunia, Strapies Eridhu, pusat dari peradaban manusia yang tertinggal.

Seperti biasa, Octopian akan mengambil jarak aman dari jangkauan radar dan membiarkan Reshius berenang menjauhi dirinya. Bocah berumur 8 tahun itu mengeluarkan semacam jalinan syaraf yang ia injeksikan ke seekor ikan lautan dalam yang lewat di sekitar tempat itu. Dengan cara itulah Reshius dapat mengkamuflasekan dirinya dari radar Eridhu yang mengganggu.

Alfprimr: Rise of Refheuf (Part 4)

10:32 0 Comments



“Jangan jauh-jauh, Vortigrn. Walaupun pulau ini terpencil dan bersih dari populasi ghawren, tetap saja berbahaya bagimu untuk berada di hyperborean.” Tegur ayahnya. Ia berdiri dan menoleh pada Terrha muda yang ditugasi untuk mengawasi Vortigrn. “Ia memiliki bakat yang besar untuk kabur dari pengawasan, Fraush. Jangan sampai lengah mengawasinya.”

Terrha berwajah pucat itu menghormat dengan penuh semangat.

“Saya akan mengawasi Vortigrn-uen dengan nyawa saya, Lon Rion!” serunya dengan semangat tinggi.

“Berjanjilah untuk tidak menentang bahaya.” Sahut ayahnya sembari menatap Vortigrn dalam. Vortigrn baru saja akan mengangguk saat ayahnya tiba-tiba saja menghela nafas pasrah. "Bukan. Berjanjilah untuk pulang dalam keadaan lengkap dan bernafas."

Alfprimr: Rise of Refheuf (Part 3)

10:25 0 Comments



Lorong-lorong, istana Knossos
(Strapies Eridhu)
Janr 7th 528 Hersten

Lon Fruen!” (Tuan Muda!)

Vortigrn berkelit dari tangan-tangan yang terjulur dan berhasil melarikan diri ke lorong istana Knossos yang rumit. Bocah berumur 8 tahun itu menggerakkan kakinya secepat yang ia bisa, terpompa oleh jeritan Pengasuhnya yang semakin kecil ditelan jarak. Boots yang ia gunakan berdetak-detak di lantai baja, suara dan kehadirannya membuat semua orang yang ia lewati di sepanjang lorong menoleh heran, lalu tersenyum sembari menggeleng-gelengkan kepala.

“Cukup sampai disini, Vortigrn-uen[i].”

Sebuah suara yang berat dan sepasang tangan menangkap tubuh kecil Vortigrn. Entah sejak kapan, tiba-tiba saja kakinya tak lagi menjejak tanah. Vortigrn tertawa saat menyadari dirinya kalah, dan menoleh untuk melancarkan ‘jurus andalan’nya agar lolos dari masalah dan ceramah, tatapan-polos-tak-berdosa.

Alfprimr: Rise of Refheuf (Part 2)

10:05 0 Comments



Hyperborea, di atas sisa-sisa reruntuhan strapies Rossiyskaya
(Negeri Lampau Rusia)
Nroa 14th  525 Hersten


Awalnya ia tidak yakin ia masih hidup atau sudah mati. Karena rasa sakit yang begitu luar biasa telah membutakan sekaligus meringankan dirinya. Kesan pertama adalah kehampaan yang gelap, lalu badai warna permainan cahaya. Kesan keduanya adalah aroma darah yang sangat menusuk. Duet maut yang menjijikan dari aroma darah manusia yang amis dan darah  ghawren yang busuk.

Homer Du Terrha membuka matanya dan menemukan tangan kanannya hancur menjadi serpih-serpih daging bewarna putih kemerahan, bertebaran di atas salju. Bangkai seekor  ghawren menimpa kaki kirinya sebatas lutut, meneteskan darah hitam yang bersifat korosif dan nyaris menggerus armor Homer, melarutkan campuran logam besinya yang mengilap. Ia sekarat karena kehilangan banyak darah dan kerongkongannya yang sekering pasir gurun.

Jadi, batinnya muram. Sekali lagi kematian menolak untuk menyambutku.

Alfprimr : Rise of Refheuf (Part 1)

00:38 4 Comments


Hyperborea[i], di atas sisa-sisa reruntuhan strapies Rossiyskaya[ii]
(Negeri Lampau Rusia)
Nroa 13th 525 Hersten[iii]

Lelaki itu mengulurkan tangannya dan mengusap tumpukan salju bewarna merah. Badai salju dan hamburan angin masih menggigit, namun aroma amis darah—baik manusia ataupun ghawren[iv]—terasa lebih menyesakkan saluran pernafasannya. Ia berdiri di atas tumpukan puing-puing bersimbah darah yang mulai tertimbun salju, mereka yang tersisa dari markas persembunyian yang tadinya menjadi rumah bagi sekitar 20 ribu manusia. Tubuh yang sempurna bagai pahatan patung Yunani itu gemetar karena gelora emosinya, bukan karena dingin yang mematikan di tanah Siberia.

Semua makhluk yang memiliki intelegensi cukup pasti dapat menebak dari pembawaan dan penampilannya bahwa ia bukan orang biasa. Lelaki yang berdiri bergeming dalam badai salju di tanah Rossiyskaya itu terlalu khidmat dan luar biasa untuk menempati peran yang tak begitu penting.

Lelaki itu adalah tangan kanan dari pemimpin serta penguasa tunggal seluruh manusia. Ia juga pemimpin dari suatu pasukan khusus,  senjata biologis yang menjadi senjata utama ras manusia, Alfprmir. Kekuatannya yang luar biasa patut disejajarkan dengan dewa. Ia juga panglima jenderal tertinggi yang memimpin pasukannya untuk berhadapan dengan Arippina, ghawren betina licik yang berhasil memimpin para monster buas itu dalam suatu laskar perang demi menghancurkan ras manusia.

8 Des 2011

Tales of Nure-Onna (Part 1)

09:03 3 Comments

sumber ilustrasi disini



‘Kau melakukan kesalahan bodoh, Uroko.’

Aku tak berani mengangkat wajah untuk memandang Ayahku. Bahkan dari jarak sebegini jauhnya aku tahu ia memancarkan kemarahan sekaligus kepedihan. Dari pergerakan ekornya yang resah, aku tahu—mungkin justru sudah tahu sejak dulu—bahwa Ayah tak mungkin bisa menyelamatkanku kali ini.

Sebagai Putri di Klan Naga Air, aku sudah melakukan kesalahan yang sangat, sangat besar.

 ‘Jatuh cinta dengan manusia, bahkan membawa anak manusia itu di dalam tubuhmu?? Bagaimana kau bisa melakukan hal seperti ini, Uroko? Perbuatanmu tak bisa ditolerir!’

Suara Ayah menggelegar, namun bergetar. Aku tahu ia tak mungkin tega menjatuhkan eksekusi mati bagiku. Ia tak bisa. Lalu bagaimana? Apakah ia akan mengirimku kembali ke dunia manusia untuk mati perlahan?

4 Des 2011

Kisah China Kuno: Putri Anggrek Yehonala

23:28 17 Comments

Foto yang diambil oleh wartawan barat sebelum Anggrek wafat.
(sumber gambar disini)



Hooowdy, readers!

Kali ini gue mau bahas soal kisah China kuno ah. -____- mungkin seharusnya gue kuliah di Jurusan Sejarah alih-alih Kriminologi Universitas Indonesia yak. Tapi ini kan hobi. Ini hobihh! Jadi ga papa dong kalo gue suka sama yang kuno-kuno (tapi si pacar bukan produk kuno yak! -____-) #abaikan #getokkepalasendiri

Gue jatuh cinta sama kisahnya Yehonala. Tau Yehonala? Tau? Kalo ga tau sini yuk kenalan #bawakekuburan

Jadi, readers, Yehonala itu sebenarnya nama marga salah satu keluarga berdarah Manchu. Hanya saja di kisah ini, Yehonala yang dimaksud merujuk pada Putri Yehonala yang memiliki nama kecil “Anggrek”—seorang selir (yang nantinya menjadi permaisuri dan ibu suri) di era Dinasti Ch’ing yang menjadi sosok fenomenal, bukan hanya di China, namun di seluruh dunia.

Keren yak. Yuk kita mulai aja kisahnya si Anggrek

Movie : Yes or No (2011)

15:03 27 Comments

sumber gambar disini



Sore ini, gue baru saja selesai menonton film Thailand bertemakan lesbian yang berjudul ‘Yes or No’.

Mungkin sebagian besar masyarakat kita masih anti dengan homoseksual kali ya. Tapi gue pribadi menganggap kisah cinta mereka sama wajarnya dengan yang heteroseksual, bahkan mungkin lebih menarik. 

http://eemoticons.netGue pernah nangis saat baca komik ‘Jungle Boy’ yang salah satu kisahnya menceritakan tentang perjuangan berat dua cowok super-tampan yang berusaha lari dari kenyataan bahwa sebenarnya mereka berdua saling cinta. Untungnya, endingnya happy walau agak gantung.

Mungkin banyak yang merasa agak jijik dan ini agak konyol. Kalau geli sih masih wajar, tapi kalau sampai membenci dan memusuhi, hmm.. itu konyol menilik kita hidup di era dimana pengetahuan sudah bisa menjelaskan bahwa banyak dari mereka yang terlahir demikian, bukannya memilih menjadi homoseksual.

3 Des 2011

Kisah Jepang Kuno : Jirou dan Tayuu

20:23 0 Comments

sumber gambar disini

Howla, Readers.

Ini mungkin bukan pertama kalinya gue membahas soal kisah cinta, tapi ini adalah kali pertama gue bercerita soal kisah cinta yang diambil dari sejarah Jepang Kuno.

Well, mungkin karena terpesona novel Shike dan Hikayat Genji—walau keduanya fiksi—gue jadi penasaran dengan eksotisme Jepang kuno. Gue lebih memilih kisah yang berdasarkan sejarah karena seru banget ngebayangin kalau orang-orang yang ada di dalam kisah itu memang pernah hidup beratus tahun yang lalu, dan kisah cintanya abadi hingga sekarang.

Nah, pada edisi kali ini, gue akan bercerita soal kisah cinta berbeda kasta dari akhir zaman Heian antara Hatakeyama Jiroushigetada (namanya buset panjang amat) dan Tayuu si Pelacur.

Dia dan Luka (1)

14:22 0 Comments
sumber foto di sini


Sosoknya sendiri adalah hal yang fenomenal.

Setiap kali ia melintas, ia menimbulkan gelombang dengungan penuh bisik pada orang yang dilewatinya. Ia seperti meninggalkan semacam ekspresi hebat berupa kengerian yang sarat, serta rasa miris yang teriris di setiap lekuk wajah mereka yang melihatnya.

Seperti tengah memandangi karya indah yang tak sengaja cacat, seperti memandangi pemandangan indah yang ternoda.

Karena dia adalah perempuan yang luar biasa cantik—seandainya, bekas luka mengerikan itu tak melintang dari pelipis kanan wajahnya, lurus hingga melintasi garis dagunya. Sosoknya begitu memikat dan menimbulkan banyak iri dan kekaguman—andai saja luka itu tak ada di wajah seindah itu.

“Astaga. Seperti menyaksikan lukisan Monalisa yang dilempari kotoran.”

Daisypath Anniversary tickers