Foto yang diambil oleh wartawan barat sebelum Anggrek wafat. (sumber gambar disini) |
Hooowdy,
readers!
Kali ini gue
mau bahas soal kisah China kuno ah. -____- mungkin seharusnya gue kuliah di
Jurusan Sejarah alih-alih Kriminologi Universitas Indonesia yak. Tapi ini kan
hobi. Ini hobihh! Jadi ga papa dong kalo gue suka sama yang kuno-kuno
(tapi si pacar bukan produk kuno yak! -____-) #abaikan #getokkepalasendiri
Gue jatuh
cinta sama kisahnya Yehonala. Tau Yehonala? Tau? Kalo ga tau sini yuk kenalan
#bawakekuburan
Jadi,
readers, Yehonala itu sebenarnya nama marga salah satu keluarga berdarah
Manchu. Hanya saja di kisah ini, Yehonala yang dimaksud merujuk pada Putri
Yehonala yang memiliki nama kecil “Anggrek”—seorang selir (yang nantinya
menjadi permaisuri dan ibu suri) di era Dinasti Ch’ing yang menjadi sosok
fenomenal, bukan hanya di China, namun di seluruh dunia.
Keren yak.
Yuk kita mulai aja kisahnya si Anggrek
Anggrek ini
sebenarnya berasal dari keluarga miskin. Ayahnya memang Gubernur di daerah
Wuhu, namun sepeninggalan beliau, Anggrek beserta keluarganya yang lain—ibu,
adik perempuan dan adik lelakinya, terpaksa hidup menumpang di rumah pamannya. Disana,
Anggrek sempat dijodohkan dengan sepupunya yang pecandu berat, agak dodol, dan
idiot.
Sebenarnya ada
dua versi mengenai perjodohan Anggrek ini. Anggrek entah dijodohkan dengan
sepupunya, atau seorang pemuda tampan yang juga jadi kekasihnya yaitu Yung Lu.
Namun perjodohan
Anggrek ini gagal karena saat ia nyaris dinikahkan, keluarlah dekrit dari
Kerajaan yang menyatakan bahwa gadis-gadis di umur 13 hingga 17 harus mendaftar
menjadi calon istri Kaisar. Jadilah si Anggrek mengikuti tes demi tes yang
semuanya berat dan nggak begitu menyenangkan. Bahkan ada tes dimana dub*r
Anggrek dicolek untuk diteliti kualitas pup-nya (WHATTHE??).
Berkat
bantuan kakak Fann—majikan Anggrek di pabrik pembuatan sepatu sekaligus mantan
dayang Permaisuri Kaisar terdahulu yaitu Chu An—Anggrek yang dari keluarga
miskin ini dibekali bermacam pengetahuan mengenai Kerajaan. Ia diberi gaun dan
dirias sebaik mungkin, hingga akhirnya Anggrek berhasil masuk ke tes tahap
terakhir dimana ia dihadapkan dengan Yang Mulia Ibu Suri dan Kaisar Hsien Feng
sendiri! Saat itulah Anggrek yang bermental baja ini iseng mengangkat mata
untuk menatap Kaisar yang terlihat bosan memilih 7000-an istri. Tindakan ini
membuat marah Ibu Suri karena dinilai tidak sopan, namun Kaisar justru jatuh
hati pada keunikan Anggrek dan memilihnya sebagai 7 istri utama!
Namun kehidupan
tidak selamanya berjalan menyenangkan. Walau nasib baik Anggrek mengantarkan
keluarganya pada kemakmuran, Anggrek sebenarnya tidak bahagia. Ia—begitu juga
dengan ribuan selir lainnya—begitu cemburu dengan Nuharoo yang menjadi
permaisuri.
Ia bahkan kesulitan menyesuaikan diri dengan tata cara njelimet di Kota Terlarang (istana kerajaan). Anggrek bahkan tidak bisa pup dengan leluasa karena tradisi pup di sana adalah jongkok di tengah-tengah ruangan dan ditonton selusin dayang! (aduh, ga kebayang)
Ia bahkan kesulitan menyesuaikan diri dengan tata cara njelimet di Kota Terlarang (istana kerajaan). Anggrek bahkan tidak bisa pup dengan leluasa karena tradisi pup di sana adalah jongkok di tengah-tengah ruangan dan ditonton selusin dayang! (aduh, ga kebayang)
Anggrek juga
tidak begitu ‘dianggap’ oleh Kaisar Hsien Feng. Untung saja kasim utamanya, An-Te-Hai
mampu menjadi penghibur Anggrek. An-Te-Hai ini nantinya akan jadi orang
kepercayaan, kesayangan, serta sahabat Anggrek. Anggrek harus menunggu begitu
lama hingga dipanggil ke kamar Kaisar—hingga harus mengorbankan banyak harta
untuk menyuap Kasim utama di Kerajaan.
Saat itulah
untuk pertama kalinya Anggrek berduaan dengan Kaisar. Anggrek begitu antusias
untuk mendapatkan benih Kaisar dan begitu mendamba menjadi selir kesayangannya.
Namun Kaisar yang tengah depresi karena permasalahan Kerajaan, malah
marah-marah dan mengusir Anggrek. Kontan saja, emosi Anggrek yang sudah ditahan sejak lama meledak
di depan Kaisar. Ia membentak-bentak ‘sosok agung’ itu, bahkan menantangnya
untuk segera mengeksekusi Anggrek.
Anggrek dan para dayangnya di masa tua (sumber gambar disini) |
Sebagai ibu
dari Kaisar selanjutnya, posisi Anggrek naik dari selir menjadi Permaisuri
bersama Nuharoo. Anggrek mendapat banyak masalah, seperti kecemburuan dari
beeeegiiiitu banyak perempuan di Istana, hingga ancaman mati. Namun akhirnya ia
melahirkan Tung Chih dengan selamat, walau sejak saat itulah, sang Kaisar tak
pernah lagi mau menyentuhnya.
L Anggrek memang
mendapatkan kehormatan dan kekuasaan dengan kelahiran Tung Chih, namun dibalik
itu, ia kehilangan Kaisar sekaligus cintanya. Anggrek juga depresi karena cara
pengajarannya berbeda dengan Nuharoo yang terlalu memanjakan Tung Chih. Anggrek
yang sadar betul dengan kondisi China yang sudah semakin gawat, menginginkan
Tung Chih bisa menjadi kaisar yang cemerlang dengan banyak belajar dan
berlatih.
Cobaan Anggrek
belum berhenti disana. Kesehatan Kaisar Hsien Feng semakin memburuk, padahal
Kaisar belum ‘menetapkan’ Kaisar selanjutnya secara resmi! Belum lagi ulah si
Perdana Menteri jahat Su Shun yang berambisi jadi Kaisar yang
menghalang-halangi Anggrek. Namun berkat bantuan Pangeran Kung—adik kaisar yang
bijaksana, Tung Chih berhasil menjadi Kaisar selanjutnya, dengan Anggrek dan
Nuharoo sebagai walinya.
Namun Su
Shun kembali berulah. Ia mencoba ‘melenyapkan’ Anggrek dengan menganjurkan agar
Anggrek menjadi ‘teman’ dalam makam Kaisar (tradisi saat itu memang Kaisar
dikuburkan dengan beberapa dayang atau kasim, plus harta dan tentara sebagai ‘bekal’
di kehidupan selanjutnya). Anggrek memang nyaris saja ikut ‘dimakamkan’ andai
saja Yung Lu—sang komandan pasukan Istana yang diam-diam dicintainya—tidak menyelamatkan
Anggrek.
Anggrek
memang terlibat cinta dengan Yung Lu. Ada versi yang mengatakan bahwa Yung Lu
ini mantan tunangan Anggrek yang kemudian diangkat jadi komandan pasukan oleh
usul Anggrek, namun ada juga versi yang menyatakan bahwa Anggrek bertemu Yung
Lu setelah ia jadi komandan. Entah mana yang benar, namun kisah keduanya memang
kontroversial—bahkan hingga ‘disiarkan’ ke seluruh dunia dengan media gossip di
Koran-koran.
Berhasil keluar
dari makam Hsien Feng, Anggrek pun melanjutkan hidupnya sebagai Wali Kaisar. Begitu
banyak cobaan dan hambatan yang dialami Anggrek. Ia harus menyaksikan kematian
Tung Chih di usia muda, ribet memilih calon kaisar selanjutnya dan mendidiknya,
berusaha menahan cintanya pada Yung Lu sekaligus melihat Yung Lu menikah dengan
perempuan lain, mempertahankan hubungan benci-butuh antara dirinya dan Nuharoo,
memberantas pemberontakan, menghadapi kematian An-Te-Hai, hingga yang paling mendasar—berjuang
menyelamatkan China yang saat itu digempur habis-habisan oleh Negara-Negara Barat.
Anggrek sendiri meninggal pada tahun 1908 setelah menetapkan Ping--cucu Yung Lu sebagai Kaisar Terakhir Kerajaan China.
Foto lain Anggrek. Sayang waktu dia muda dulu ga ada fotonya. Penasaran kan, secantik apa dulunya? (sumber gambar disini) |
Anggrek
mungkin jadi sosok yang fenomenal karena dicap sebagai ‘Perempuan Jahat’ di
China sendiri. Ia banyak dilukiskan sebagai perempuan yang licik dan haus
kekuasaan. Namun jika membaca sejarahnya, maka kita akan tahu bahwa
sesungguhnya Anggrek hanya ingin menyelamatkan Negara nya dari kehancuran di
saat tak satupun orang bisa ia andalkan.
Transformasi
Anggrek dari gadis miskin menjadi sosok paling berkuasa di China memang
mengundang banyak ketertarikan. Berbagai novel dan sumber yang gue baca juga
membuka mata gue mengenai eksotisme budaya di China, terutama Kota Terlarang.
Sayangnya,
banyak kisah dari si Anggrek ini yang dianggap ‘palsu’ karena kebohongan
seorang peneliti bernama Sir Edmund Backhouse yang mengaku ‘punya hubungan
dekat dengan sang Maharani’ namun akhirnya ketahuan berbohong.
Namun bagi
gue, tetap saja Anggrek atau Putri Yehonala atau Permaisuri Tzu His ini nggak
berbeda dengan kebanyakan perempuan. Ia ibu dan kekasih yang begitu penuh
cinta, sekaligus perempuan yang cerdas dan memikat, serta pemimpin yang teguh
dan brilian.
pejuang banget ya ini nenek :'(
BalasHapusiya gan, walau banyak yang benci, tapi perjuangan dia patut banget dihargai, ya..
BalasHapusbisa tahan cercaan sambil berjuang..
BalasHapus(bertengger ke sini yaa)
http://bastianadam.blogspot.com/
@adam : yoi gan :') coba kita punya presiden kayak dia ya. hahahha. sip deh, tungguh tenggeran baliknya ya.
BalasHapusJadi teringat buku terjemahan kuno terbitan Gramedia
BalasHapusThick Face, Black Heart karangan Chin Ning Chu.....
Di tunggu sarannya di
http://ceritamiko.blogspot.com
good history...
BalasHapustetapp smangat nulissnyaa... :)
@cerita miko: wah, bukunya soal apa tuh gan? jadi ngiler. hahaha. kalo kisah si anggrek ini memang banyak diangkat dalam berbagai novel dan film sih. oke ^^ tunggu yaa..
BalasHapus@alvin : thank you! semangat juga ngeblognya, gan!
Intinya tentang kepemimpinan tapi ane kurang suka karena harus menghalalkan segala cara
BalasHapus@ceritamiko : asyik, ntar gue cari ah bukunya. kalo ada buku-buku oke tolong di share ya gan ^^
BalasHapussuci :empress orchid & the last empress
BalasHapusMengagumkan sekaligus menyedihkan, bergelimang harta tapi tidak bisa meraih cintanya.
BalasHapusni kisah emang keren dan penuh perjuangan,semoga ini menginspirasi kia semua,salut untuk puteri naggrek
BalasHapuskisah perjuangannya putri anggrek bisa diikutin nih, ditunggu kisah selanjutnya tentang putri kamboja. :D
BalasHapusseperti maharani karangan pearl s buck ya
BalasHapusSetahu gue memang ada banyak pengarang yang mengadaptasi sejarah Yehonala ini dalam novel, salah satunya Pearl S Buck.
HapusSama aja. . . Tp yg jd pembeda di maharani tidak sedetail di empress orchid. Q pny 2 2nya
HapusSayang. . . Kuburannya tahun 1930an dijarah ma kompeni. . . Seluruh peninggalan kerajaan China yg dimasukan ke kuburannya ilang. Mayatnya di lempar ke bawah
BalasHapus