Sumber disini |
Duniaku
rasanya jadi ribuan kali lebih cerah.
Segala
beban yang dulu menghimpit dada, kini mulai terlepas. Kabut yang selama ini
menghalangiku menikmati pemandangan yang tersaji di depan, kini mulai menipis. Akhirnya
aku bisa menarik nafas lega, dan menemukan kembali apa yang selama ini aku kubur
dalam-dalam.
Kehidupanku
sejak lahir rasanya tak pernah mudah. Namun kemudian, hidup manusia mana yang
sebegitu mudahnya hingga ia tak pernah merasakan sakit dan sulit?
Namun kesulitan itu membentukku menjadi
pribadi yang begitu buruk. Layaknya orang yang sekujur tubuhnya terus disabet
benda tajam hingga semua bekas luka itu meninggalkan parut yang buruk rupa,
begitu pula hatiku. Sebagai manusia, aku kehilangan ‘kemanusiaan’ku saat aku belajar
untuk berhenti mempercayai, mencintai, dan mengikat diri dengan orang-orang di
sekitarku.
Tapi
teman, Tuhan sungguh tak tidur. Tuhan tak pernah menutup telinganya atas
doa-mu. Tuhan tak pernah memalingkan muka atas penderitaanmu.
Percayalah,
Ia sungguh hanya mengujimu. Agar kau jadi kuat untuk berdiri di atas kaki
sendiri. Agar kau mampu mereguk kemenanganmu atas cobaannya. Agar kau mampu bangkit,
karena ya, dia akan mengulurkan segala kemudahan pertolongan-Nya saat kau
berserah diri.
Dulu
aku pernah begitu takut untuk shalat dan mengingat-Nya. Kuhindari segala ibadah
dengan segala cara. Bukan membenci Dia, namun aku merasa dikhianati. Trauma atas
masa lalu yang buruk, serta kekecewaan yang ku-alamatkan dengan begitu keliru
pada-Nya, ternyata hanya membuat luka-ku terus bertambah. Karena diri dan hati
ini diciptakan untuk mencintai-Nya, hingga bagaimana bisa diri dan hati itu
dipaksa untuk membenci dan menjauhi-Nya? Tapi sayangnya aku butuh waktu begitu
lama untuk menyadarinya.
Dulu
aku terus bertanya, “Kenapa aku, Tuhan? Kenapa aku yang Kau pilih untuk tidak
bahagia?”. Dulu aku terus bertanya untuk apa Dia menciptakanku. Dulu kupikir,
aku tak akan sudi hidup lama di dunia ini.
Namun
sekarang perlahan aku tahu, sekalipun aku masih berjuang mengatasi segala permasalahan
hidup yang memang harus ada untuk menjaga keseimbangan alam, aku menemukan
bahwa aku mulai bisa melepaskan diri dari belitan lumpur hitam pekat yang
lengket dengan begitu kuat.
Menyaksikan
bahwa segala cobaan itu telah berhasil menempaku jadi aku yang sekarang, aku
tahu bahwa sudah semestinya aku merangkak dan bersujud mengucapkan syukur. Disaat
aku sempat membenci dan jijik pada diri ini, saat ini kutemukan bahwa tidak
sedikit orang lain yang begitu ingin jadi ‘aku’. Dan setelah begitu lama
berhenti mempercayai, mencintai, dan membangun hubungan dengan orang lain, kini
aku diberkahi begitu banyak kasih nyata yang tulus dari orang-orang yang balik
aku kasihi.
Kini
dahiku kembali menemukan kedamaiannya saat menyentuh sajadah. Diri dan hati ini
bersukacita, karena setelah sekian lama berusaha menghindari Tuhan yang
sejatinya begitu aku cintai, kini mukena itu nyaris tak pernah kering lagi. Kedekatan
yang tadinya begitu aku takuti karena mendatangkan hal-hal yang kurasa
memberati, kini justru jadi titik balik dimana aku menemukan bahwa Tuhan begitu
mencintai diri ini.
Tentu
saja aku harus terus memperbaiki segala aspek diri ini. Belajar tersenyum lebih
banyak, menolong lebih banyak, dan menyapa lebih sering. Serta yang paling
penting, lebih banyak menghabiskan waktu untuk berdialog dengan Yang Maha
Kuasa.
Dan
untukmu yang merasa hatinya remuk, nafasnya tersekat, dan dunianya begitu muram
disana, jangan takut, akan datang jua nanti masamu.
Selama kamu mencoba terus
bangkit walau mungkin jatuhmu tak sekali, selama kamu tak menyerah untuk
bertahan walau lukamu bertambah lagi, dan selama kamu percaya Tuhan-mu
menyimpan yang terindah di balik segala sulit dan sedih, kamu-pun akan sampai
di tanah kebahagiaan.
Karena kesedihanmu, adalah pertanda yang mengabarkan datangnya bahagia...
Semoga
beruntung, teman…
setuju, kelak bahagia akan datang diantara ribuan kesedihan yan datang
BalasHapusAmin.. :) semoga memang kebahagiaan yang datang lebih besar...
Hapuskesedihan itu kebahagiaan yang tertunda...
BalasHapussetuju kak .. Allah gak akan memberikan cobaan diluar batas kemampuan hamba-Nya
BalasHapusyang pasti diluar batas kemampuan hambanya, Allah gak akan memberikan :D
BalasHapussungguh dalam satu kesulitan, pintupintu kemudahan dibukakan
BalasHapusada indah disetiap pindah, ada bahagia disetiap kesedihan. :)
BalasHapusHahahaha, 'indah disetiap pindah' coba. emangnya move on? wkwkwk. btw, well said, gan ^^
Hapusdulu aku slalu berfikir tuhan tak adil padaku.mengapa.keadaan tak pernah berpihak padaku
BalasHapuskadang aku slalu berfikir kenapa Tuhan menciptakan diriku lahir ke dunia ini kalau hanya untuk menyiksa ku dalam kekecewaan dan penderitaan...sempat membenci diri sendiri
setelah membaca artikel ini akhirnya aku sadar.. jalan terbaik adalah mendekat kepada-Nya bukan menjauhi-Nya.. makasih mbak