17 Des 2013

Kesedihanmu, Adalah Pertanda yang Mengabarkan Datangnya Bahagia

Sumber disini

Duniaku rasanya jadi ribuan kali lebih cerah.

Segala beban yang dulu menghimpit dada, kini mulai terlepas. Kabut yang selama ini menghalangiku menikmati pemandangan yang tersaji di depan, kini mulai menipis. Akhirnya aku bisa menarik nafas lega, dan menemukan kembali apa yang selama ini aku kubur dalam-dalam.

Kehidupanku sejak lahir rasanya tak pernah mudah. Namun kemudian, hidup manusia mana yang sebegitu mudahnya hingga ia tak pernah merasakan sakit dan sulit?


 Namun kesulitan itu membentukku menjadi pribadi yang begitu buruk. Layaknya orang yang sekujur tubuhnya terus disabet benda tajam hingga semua bekas luka itu meninggalkan parut yang buruk rupa, begitu pula hatiku. Sebagai manusia, aku kehilangan ‘kemanusiaan’ku saat aku belajar untuk berhenti mempercayai, mencintai, dan mengikat diri dengan orang-orang di sekitarku.

Tapi teman, Tuhan sungguh tak tidur. Tuhan tak pernah menutup telinganya atas doa-mu. Tuhan tak pernah memalingkan muka atas penderitaanmu.

Percayalah, Ia sungguh hanya mengujimu. Agar kau jadi kuat untuk berdiri di atas kaki sendiri. Agar kau mampu mereguk kemenanganmu atas cobaannya. Agar kau mampu bangkit, karena ya, dia akan mengulurkan segala kemudahan pertolongan-Nya saat kau berserah diri.

Dulu aku pernah begitu takut untuk shalat dan mengingat-Nya. Kuhindari segala ibadah dengan segala cara. Bukan membenci Dia, namun aku merasa dikhianati. Trauma atas masa lalu yang buruk, serta kekecewaan yang ku-alamatkan dengan begitu keliru pada-Nya, ternyata hanya membuat luka-ku terus bertambah. Karena diri dan hati ini diciptakan untuk mencintai-Nya, hingga bagaimana bisa diri dan hati itu dipaksa untuk membenci dan menjauhi-Nya? Tapi sayangnya aku butuh waktu begitu lama untuk menyadarinya.

Dulu aku terus bertanya, “Kenapa aku, Tuhan? Kenapa aku yang Kau pilih untuk tidak bahagia?”. Dulu aku terus bertanya untuk apa Dia menciptakanku. Dulu kupikir, aku tak akan sudi hidup lama di dunia ini.

Namun sekarang perlahan aku tahu, sekalipun aku masih berjuang mengatasi segala permasalahan hidup yang memang harus ada untuk menjaga keseimbangan alam, aku menemukan bahwa aku mulai bisa melepaskan diri dari belitan lumpur hitam pekat yang lengket dengan begitu kuat.

Menyaksikan bahwa segala cobaan itu telah berhasil menempaku jadi aku yang sekarang, aku tahu bahwa sudah semestinya aku merangkak dan bersujud mengucapkan syukur. Disaat aku sempat membenci dan jijik pada diri ini, saat ini kutemukan bahwa tidak sedikit orang lain yang begitu ingin jadi ‘aku’. Dan setelah begitu lama berhenti mempercayai, mencintai, dan membangun hubungan dengan orang lain, kini aku diberkahi begitu banyak kasih nyata yang tulus dari orang-orang yang balik aku kasihi.

Kini dahiku kembali menemukan kedamaiannya saat menyentuh sajadah. Diri dan hati ini bersukacita, karena setelah sekian lama berusaha menghindari Tuhan yang sejatinya begitu aku cintai, kini mukena itu nyaris tak pernah kering lagi. Kedekatan yang tadinya begitu aku takuti karena mendatangkan hal-hal yang kurasa memberati, kini justru jadi titik balik dimana aku menemukan bahwa Tuhan begitu mencintai diri ini.

Tentu saja aku harus terus memperbaiki segala aspek diri ini. Belajar tersenyum lebih banyak, menolong lebih banyak, dan menyapa lebih sering. Serta yang paling penting, lebih banyak menghabiskan waktu untuk berdialog dengan Yang Maha Kuasa.

Dan untukmu yang merasa hatinya remuk, nafasnya tersekat, dan dunianya begitu muram disana, jangan takut, akan datang jua nanti masamu. 

Selama kamu mencoba terus bangkit walau mungkin jatuhmu tak sekali, selama kamu tak menyerah untuk bertahan walau lukamu bertambah lagi, dan selama kamu percaya Tuhan-mu menyimpan yang terindah di balik segala sulit dan sedih, kamu-pun akan sampai di tanah kebahagiaan.

Karena kesedihanmu, adalah pertanda yang mengabarkan datangnya bahagia...


Semoga beruntung, teman…

9 komentar:

  1. setuju, kelak bahagia akan datang diantara ribuan kesedihan yan datang

    BalasHapus
    Balasan
    1. Amin.. :) semoga memang kebahagiaan yang datang lebih besar...

      Hapus
  2. kesedihan itu kebahagiaan yang tertunda...

    BalasHapus
  3. setuju kak .. Allah gak akan memberikan cobaan diluar batas kemampuan hamba-Nya

    BalasHapus
  4. yang pasti diluar batas kemampuan hambanya, Allah gak akan memberikan :D

    BalasHapus
  5. sungguh dalam satu kesulitan, pintupintu kemudahan dibukakan

    BalasHapus
  6. ada indah disetiap pindah, ada bahagia disetiap kesedihan. :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahahaha, 'indah disetiap pindah' coba. emangnya move on? wkwkwk. btw, well said, gan ^^

      Hapus
  7. dulu aku slalu berfikir tuhan tak adil padaku.mengapa.keadaan tak pernah berpihak padaku
    kadang aku slalu berfikir kenapa Tuhan menciptakan diriku lahir ke dunia ini kalau hanya untuk menyiksa ku dalam kekecewaan dan penderitaan...sempat membenci diri sendiri
    setelah membaca artikel ini akhirnya aku sadar.. jalan terbaik adalah mendekat kepada-Nya bukan menjauhi-Nya.. makasih mbak

    BalasHapus

Daisypath Anniversary tickers