sumber gambar disini |
Aria, sudahkah sampaikah salamku padamu?
Salam yang kutitipkan pada angin semilir kesukaanmu sore lalu?
Ya, aku tahu, kau tak perlu lagi
mengataiku dungu. Harusnya kusampaikan sendiri padamu, setiap inchi dan seluk
beluk perasaanku. Bagaimana bisa aku menitipkan hal sepenting kejujuran hati
kepada angin, sahabat yang terlalu sibuk mondar-mandir tak tentu? Tapi tentunya
kau pun tahu, untuk mengangkat wajahku di depanmu-pun saat ini aku tak mampu.
Sakitkah Aria?
Tentu saja. Kau boleh mengataiku tidak
peka, tapi jujur saja, aku selalu memerhatikanmu dari sana. Selalu, Aria. Kusadari,
ternyata menyakitimu menimbulkan deraan penyesalan dan duka yang luar biasa. Dan
sayangnya, ego-ku untuk tetap bergeming dan membiarkan air matamu bergulir itu,
jauh lebih kuasa.
Kita sama, bukan?
Aku tahu dalam sakitmu, kau justru
lebih banyak memikirkan apa yang terjadi padaku kemudian. Sama saja denganku,
aku tahu kau terus mengawasiku walau dalam diam. Cinta dan kasih sayangmu
meliputiku, walau kau menarik diri begitu jauh saat ini, tak sedikitpun aku
ragu bahwa kau masih menggaungkan doamu dengan kita, aku, dan segala sesuatu di
masa depan.
Aku menyakitimu, membuatmu menangis,
mematahkanmu disaat kau membutuhkanku, namun aku tahu, satu-satunya hal yang
kau pertanyakan sebelum kau tidur adalah bagaimana denganku? Apakah kau
menyakitiku, bagaimana dengan hatiku? Aku yang kau tahu tak mampu menangis
sepertimu, mau kumuntahkan kemana kesedihan ini? Aku yang kau tahu memiliki ego
yang begitu tinggi, akhirnya didera kepedihan sendiri. Aku yang kau tahu
terlalu jauh berpikir, bertanya-tanya akankah kau mengusirku jika aku nekat
kesana untuk menemuimu?
Dan mungkin kau juga mempertanyakan,
mengapa aku belum juga muncul di depanmu, untuk memelukmu sembari meminta maaf
lagi dan lagi hingga lukamu mengering?
Aku takut, Aria. Takut menghadapi bahwa
kau tak lagi menginginkanku. Takut menghadapi bahwa kali ini aku telah begitu
keterlaluan hingga kau tak bisa lagi memaafkanku.
Aku ingin memberimu waktu sebanyak
mungkin agar kau sembuh, agar ketakutanmu atas kesalahanku yang menyakitkan
menyisih, agar kau sadar bahwa seperti aku yang merindukanmu setengah mati,
dalam hatimu, kaupun sama.
Karena menyakitimu adalah kesalahanku,
dan menyembuhkanmu, adalah pertanggung jawabanku. Hanya kupinta sedikit waktu,
untukmu dan juga aku.
Jika sudah, akan kukumpulkan lagi
keberanianku setelah kau tolak.
Aku akan kesana, akan kupeluk kau erat-erat, karena
dirimu, Aria, adalah satu-satunya hal yang tak mampu kurelakan.
hemmmm, dalemmm bangett mba :)
BalasHapusbagus banget .. !! ngena di hati ,, :)
BalasHapusaaa.. baguss banget kak huhuhu :)
BalasHapusMy partner and I absolutely love your blog and find a
BalasHapuslot of your post's to be exactly I'm looking for. Do you offer guest writers to write content to suit your needs?
I wouldn't mind producing a post or elaborating on a lot of the subjects you write related to here.
Again, awesome blog!
Also visit my page Watch Godzilla Online Free