sumber gambar disini |
Pernah nonton serial CSI?
Nah, di dunia nyata, kinerja CSI nggak ‘segitunya’
seperti yang di TV lho. Ada misleading
dari media terkait CSI yang akhirnya membuat kita mengira bahwa kinerja CSI itu
kebanyakan menganalisa DNA, darah, dan peluru dengan alat canggih, padahal
mereka lebih sering menganalisa tulisan tangan hingga fingerprint dengan alat
sederhana.
Nah, untuk urusan menganalisa tulisan tangan,
ilmu yang digunakan untuk mampu menganalisa hasil ‘gerak-motorik-tubuh’ ini
disebut Grafologi.
Putro Perdana – atau yang lebih biasa
dipanggil Kak Putro oleh gue dan teman-teman, adalah alumni Kriminologi UI yang
saat ini sudah sangat berhasil mendulang uang dari hobinya sebagai
graphologist.
Ah, iri dahsyat.
Grafologi sendiri memang masuk dalam ranah
psikologi bagian tes grafis dan tes proyektif, dan disini kak Putro lebih focus
kea rah psikologi-kriminalistik-nya, karena memang di Kriminologi UI kami
diajari soal itu.
sumber gambar disini |
Kak Putro sampai sekarang telah menangani
berbagai kasus pemalsuan dokumen dan tanda tangan, baik dari permintaan
instansi swasta, pemerintah, maupun dari firma hukum. Keahlian kak Putro di
bidang forensic tulisan tangan, memang dapat digunakan untuk analisa pemalsuan
dokumen, hingga analisa psikoloi untuk berbagai keperluan seperti seleksi
karyawan, dan uji ketidak-jujuran melalui tulisan tangan.
Nah, di postingan gue kali ini, gue akan
me-repost tulisan kak Putro dari blognya yang bisa lo kunjungi dengan klik
disini, tentu dengan seizin yang punya ya, guys. Hahahaha.
Grafologi Untuk Lie Detector (Part I)
Tulisan tangan merupakan bagian dari gerak
motorik tubuh seseorang. Sebagaimana halnya gerak tubuh atau gesture, tulian
tangan juga ternyata dapat dianalisa. Ketika seseorang berbohong, maka gerak
tubuhnya pasti akan berubah. Gerakan dan tindakannya menjadi tidak alami lagi.
Misalkan ia biasanya sehari-hari kalau
bercerita bisa lancar, namun ketika sedang menceritakan alibinya malah jadi
terbata-bata. Hal ini disebut juga sebagai ketidak-alamian tindakan atau
unnatural behavior. Ketidak-alamian ini, selain terlihat dari gerak tubuh, juga
terlihat dari tulisan tangan seseorang.
Tulisan tangan juga merupakan gerak tubuh,
karena keduanya melibatkan saraf motorik dalam prosesnya. Sama seperti gerak
tubuh, seseorang biasanya bisa menulis secara lancar saat menceritakan film
favoritnya. Namun ketika ia diminta menuliskan tentang alibinya ketika suatu
kejahatan terjadi, tulisannya menjadi tidak spontan dan banyak tanda yang
mencurigakan.
Sehingga, ketika seseorang berbohong di dalam
tulisan yang dibuatnya, maka akan terlihat tanda-tandanya. Tanda tanda yang
akan muncul misalnya adalah: hilangnya bagian huruf yang menyebabkan tulisan
tidak terbaca. Hal ini disebabkan karena penulis mencoba untuk melupakan
informasi yang berkaitan dengan informasi penting.
Tanda lain yang juga akan muncul adalah
perubahan kemiringan tulisan yang cukup sering. Perubahan ini menunjukkan
adanya konflik antara pikiran sadar dan pikiran bawah sadar penulis ketika
menuliskan pernyataan tersebut.
Teknik ini akan sangat berguna ketika kita
menghadapi kasus-kasus kejahatan, untuk proses interogasi misalnya. Dari alibi
atau keterangan yang ditulis oleh tersangka, akan dapat dianalisa apakah alibi
tersebut ditulis secara apa-adanya, atau justru dibuat buat untuk menutupi
kenyataan yang sebenarnya.
Manfaat dan Aplikasi Dalam Ranah
Kriminalistik
Metode analisa kebohongan melalui grafologi
ini dapat digunakan untuk mengungkap berbagai jenis kasus kejahatan, baik yang
bersifat violent (pembunuhan, terorisme) ataupun kasus non-violent (penipuan,
penggelapan, korupsi).
Selain itu, dengan penerapan metode ini,
waktu yang dibutuhkan untuk menggali informasi dan menguji kebenaran informasi
dari tersangka dapat dipersingkat. Dengan metode ini, tersangka akan diminta
menlis mengenai hal-hal yang ingin diketahui oleh penyidik, seperti kronologi
peristiwa, alibi yang tersangka miliki, saksi lain yang diketahui, dan hal lain
yang bisa dinyatakan olh tersangka.
Melalui analisis tersebut, akan dapat
diketahui apakah keterangan tersangka tersebut benar adanya (jujur) atau telah
dimanipulasi. Prinsipnya adalah, mintalah para tersangka menuliskan segala keterangan
dan pembelaannya dengan tulisan tangan. Selain tulisan tersebut bisa menjadi
bukti fisik, juga bisa dianalisa kebenarannya melalui grafologi.
Sudahkah Teknik Ini Terbukti Secara Ilmiah?
Prinsip grafologi menjelaskan bahwa apabila
ada manipulasi yang dilakukan dalam proses menulis (misalnya berbohong) akan
terlihat melalui hasil tulisan yang berbeda dengan tulisan yang tidak
dimanipulasi.
Hal ini disebabkan pertentangan dari alam
bawah sadar (subconscious) yang menolak untuk menuliskan hal tersebut secara
sadar (conscious). Institute of Graphological Sciences Research Group and the
Coordinating Committee of Studies in Psychological Analysis of Handwriting,
telah melakukan penelitian pada penilaian lebih lanjut tentang pendeteksian
ketidakjujuran melalui grafologi milik Dr Francisco Vinals Carrera, serta telah
menkonfirmasi temuan awal miliknya. Penilaian ini dilakukan oleh Patricia
Sarria dan beberapa rekannya dari Cordoba dan Madrid, seperti prof Juan Palma.
Profesor Vinals telah menerapkan tes ini pada
kehidupan nyata sebanyak lebih dari 200 kali, yang dilakukan pada kelompok
antara tiga dan empat puluh orang, sekurang-kurangnya dua minggu setelah
kejahatan itu dilakukan, dengan izin dari individu-individu yang diuji, dan
menggunakan teks yang telah dirancang dan dikirimkan oleh Prof Vinals sendiri.
Dalam hamper Sembilan puluh persen dari
kasus, penulis dari kejahatan tersebut berhasil ditemukan, dan ada sepuluh
persen sisa kasus, ada kemungkinan bahwa penulis kejahatan tidak hadir dalam
grup tersebut, sebagaimana direktur itu sendiri beraksi (The Institute of
Graphological Science, 2006).
Mengutip hasil penelitian pada Jurnal yang
berjudul “Handwriting-based Tool Offers Alternate Lie Detection Method” yang
diterbitkan pada Journal Applied Cognitive Psychology vol 24, tahun 2009, para
peneliti menemukan bahwa karakteristik tulisan tangan dapat dibedakan ketika
seorrang individu, dalam proses penulisan, berusaha untuk menutupi pernyataan
tertulis yang sebenarnya.
Instrument tulisan tangan mempunyai potensial
untuk menggantikan, atau melengkapi, pendeteksian ketidakjujuran melalui
pernyataan verbal seperti polygraph, agar dapat menghasilkan akurasi yang lebih
tinggi dan objektivitas dalam pendeteksian ketidakjujuran di ranah penegakan
hukum. Hasil penelitian tersebut menyimpulkan bahwa grafologi untuk
pendeteksian ketidakjujuran dapat menjadi alternative solusi selain alat
polygraph yang sudah umum. Hal ini juga diungkapkan oleh Mustofa (2007) yang
menyebutkan bahwa dalam kriminalistik, di dalamnya, terdapat metode grafologi.
wihh keren bs deteksi kbhongan lwat tulisan
BalasHapusyang ane bisa cuma nebak kpribadian lewat tulisan,,
BalasHapustapi ini baru denger,, kayaknya keren juga kalo punya bakat ini
iya nih baru dnger jg,,
BalasHapustrimakasih infonya....
great! artikel yang sgt anggun..
BalasHapusandai saja bisa punya bakat begitu..
terima kasih infonya..
Grafologi itu ilmu yang rumit dipelajari, sama kaya statistik tp yang bisa mempelajari'a salut deh soalnya kagak sembarangan orang yg bisa
BalasHapusWaaah, ilmu psikologis juga nih ya :)
BalasHapusNice post..
Kunjungan siang yang asik :D
satu bidang ilmu yang aku rasa akan sangat membantu tugas polisi dam mengungkapkan satu tindakan kejahatan korupsi dan penipuan,..sangat bermanfaat sekali
BalasHapuswaach kereen banget,, saya baru kepikiran kalau bisa juga mendeteksi kebohongan dari tulisan, saya mau berkunjung ke blgnya juga ah.. nice share mbak.. :)
BalasHapussumpah baru tau kalo ada ilmunya hehehee.. nice post banget dear..
BalasHapusBacanya aja udah bingung, apalagi mempelajari ilmunya
BalasHapuswah keren. bookmark dulu ah. belum dibaca semua
BalasHapusbtw saya jg lg tertarik kayak gini (grafologi) dan ilmu membaca wajah.
Cz dosen pembimbing fisiologi saya bisa kayak gini, dan pasti ketebak hahahaha
Tangan itu gak pernah berbohong, yang bohong itu pikirannya yang timbul dari pertikaian antara nafsu dan akal. Karena menurutku, nafsu itu adalah jembatan antara pikiran dan perut, sedangkan jembatan antara pikiran dan hati adalah akalnya... Ini adalah "software" dasar ciptaanNya, untuk menghasilkan berbagai "software" lainnya seperti kecerdasan, emoasi, amarah dan lainnya. Hehehe,,,sorry, sok pinter dikit...
BalasHapusTapi sebenarnya "software" manusia tersebut bisa dilumpuhkan oleh "software" lainnya, seperti penenangan orang yang marah dengan orang yang sabar, pencegahan ibu terhadap anaknya yang masih rewel, dan lainnya.
Maka, menurut saya pribadi (belum tentu bener / masih perlu dikaji lagi), detektor kebohongan dengan tulisan adalah salah satu pelumpuhan "software" dari orang pinter melalui media tulisan terhadap orang yang bohong, dan tentunya, silahkan dicek sendiri,,, APAKAH KOMENTAR SAYA INI BOHONG??
By asanoer.com