6 Jan 2013

Mendeteksi Kebohongan Lewat Tulisan Tangan


sumber gambar disini


Pernah nonton serial CSI?

Nah, di dunia nyata, kinerja CSI nggak ‘segitunya’ seperti yang di TV lho. Ada misleading dari media terkait CSI yang akhirnya membuat kita mengira bahwa kinerja CSI itu kebanyakan menganalisa DNA, darah, dan peluru dengan alat canggih, padahal mereka lebih sering menganalisa tulisan tangan hingga fingerprint dengan alat sederhana.

Nah, untuk urusan menganalisa tulisan tangan, ilmu yang digunakan untuk mampu menganalisa hasil ‘gerak-motorik-tubuh’ ini disebut Grafologi.

Putro Perdana – atau yang lebih biasa dipanggil Kak Putro oleh gue dan teman-teman, adalah alumni Kriminologi UI yang saat ini sudah sangat berhasil mendulang uang dari hobinya sebagai graphologist.

Ah, iri dahsyat.

Grafologi sendiri memang masuk dalam ranah psikologi bagian tes grafis dan tes proyektif, dan disini kak Putro lebih focus kea rah psikologi-kriminalistik-nya, karena memang di Kriminologi UI kami diajari soal itu.


sumber gambar disini
Kak Putro sampai sekarang telah menangani berbagai kasus pemalsuan dokumen dan tanda tangan, baik dari permintaan instansi swasta, pemerintah, maupun dari firma hukum. Keahlian kak Putro di bidang forensic tulisan tangan, memang dapat digunakan untuk analisa pemalsuan dokumen, hingga analisa psikoloi untuk berbagai keperluan seperti seleksi karyawan, dan uji ketidak-jujuran melalui tulisan tangan.

Nah, di postingan gue kali ini, gue akan me-repost tulisan kak Putro dari blognya yang bisa lo kunjungi dengan klik disini, tentu dengan seizin yang punya ya, guys. Hahahaha.

Grafologi Untuk Lie Detector (Part I)

Tulisan tangan merupakan bagian dari gerak motorik tubuh seseorang. Sebagaimana halnya gerak tubuh atau gesture, tulian tangan juga ternyata dapat dianalisa. Ketika seseorang berbohong, maka gerak tubuhnya pasti akan berubah. Gerakan dan tindakannya menjadi tidak alami lagi.

Misalkan ia biasanya sehari-hari kalau bercerita bisa lancar, namun ketika sedang menceritakan alibinya malah jadi terbata-bata. Hal ini disebut juga sebagai ketidak-alamian tindakan atau unnatural behavior. Ketidak-alamian ini, selain terlihat dari gerak tubuh, juga terlihat dari tulisan tangan seseorang.

Tulisan tangan juga merupakan gerak tubuh, karena keduanya melibatkan saraf motorik dalam prosesnya. Sama seperti gerak tubuh, seseorang biasanya bisa menulis secara lancar saat menceritakan film favoritnya. Namun ketika ia diminta menuliskan tentang alibinya ketika suatu kejahatan terjadi, tulisannya menjadi tidak spontan dan banyak tanda yang mencurigakan.

Sehingga, ketika seseorang berbohong di dalam tulisan yang dibuatnya, maka akan terlihat tanda-tandanya. Tanda tanda yang akan muncul misalnya adalah: hilangnya bagian huruf yang menyebabkan tulisan tidak terbaca. Hal ini disebabkan karena penulis mencoba untuk melupakan informasi yang berkaitan dengan informasi penting.

Tanda lain yang juga akan muncul adalah perubahan kemiringan tulisan yang cukup sering. Perubahan ini menunjukkan adanya konflik antara pikiran sadar dan pikiran bawah sadar penulis ketika menuliskan pernyataan tersebut.

Teknik ini akan sangat berguna ketika kita menghadapi kasus-kasus kejahatan, untuk proses interogasi misalnya. Dari alibi atau keterangan yang ditulis oleh tersangka, akan dapat dianalisa apakah alibi tersebut ditulis secara apa-adanya, atau justru dibuat buat untuk menutupi kenyataan yang sebenarnya.

Manfaat dan Aplikasi Dalam Ranah Kriminalistik

Metode analisa kebohongan melalui grafologi ini dapat digunakan untuk mengungkap berbagai jenis kasus kejahatan, baik yang bersifat violent (pembunuhan, terorisme) ataupun kasus non-violent (penipuan, penggelapan, korupsi).

Selain itu, dengan penerapan metode ini, waktu yang dibutuhkan untuk menggali informasi dan menguji kebenaran informasi dari tersangka dapat dipersingkat. Dengan metode ini, tersangka akan diminta menlis mengenai hal-hal yang ingin diketahui oleh penyidik, seperti kronologi peristiwa, alibi yang tersangka miliki, saksi lain yang diketahui, dan hal lain yang bisa dinyatakan olh tersangka.

Melalui analisis tersebut, akan dapat diketahui apakah keterangan tersangka tersebut benar adanya (jujur) atau telah dimanipulasi. Prinsipnya adalah, mintalah para tersangka menuliskan segala keterangan dan pembelaannya dengan tulisan tangan. Selain tulisan tersebut bisa menjadi bukti fisik, juga bisa dianalisa kebenarannya melalui grafologi.

Sudahkah Teknik Ini Terbukti Secara Ilmiah?

Prinsip grafologi menjelaskan bahwa apabila ada manipulasi yang dilakukan dalam proses menulis (misalnya berbohong) akan terlihat melalui hasil tulisan yang berbeda dengan tulisan yang tidak dimanipulasi.

Hal ini disebabkan pertentangan dari alam bawah sadar (subconscious) yang menolak untuk menuliskan hal tersebut secara sadar (conscious). Institute of Graphological Sciences Research Group and the Coordinating Committee of Studies in Psychological Analysis of Handwriting, telah melakukan penelitian pada penilaian lebih lanjut tentang pendeteksian ketidakjujuran melalui grafologi milik Dr Francisco Vinals Carrera, serta telah menkonfirmasi temuan awal miliknya. Penilaian ini dilakukan oleh Patricia Sarria dan beberapa rekannya dari Cordoba dan Madrid, seperti prof Juan Palma.

Profesor Vinals telah menerapkan tes ini pada kehidupan nyata sebanyak lebih dari 200 kali, yang dilakukan pada kelompok antara tiga dan empat puluh orang, sekurang-kurangnya dua minggu setelah kejahatan itu dilakukan, dengan izin dari individu-individu yang diuji, dan menggunakan teks yang telah dirancang dan dikirimkan oleh Prof Vinals sendiri.

Dalam hamper Sembilan puluh persen dari kasus, penulis dari kejahatan tersebut berhasil ditemukan, dan ada sepuluh persen sisa kasus, ada kemungkinan bahwa penulis kejahatan tidak hadir dalam grup tersebut, sebagaimana direktur itu sendiri beraksi (The Institute of Graphological Science, 2006).

Mengutip hasil penelitian pada Jurnal yang berjudul “Handwriting-based Tool Offers Alternate Lie Detection Method” yang diterbitkan pada Journal Applied Cognitive Psychology vol 24, tahun 2009, para peneliti menemukan bahwa karakteristik tulisan tangan dapat dibedakan ketika seorrang individu, dalam proses penulisan, berusaha untuk menutupi pernyataan tertulis yang sebenarnya.

Instrument tulisan tangan mempunyai potensial untuk menggantikan, atau melengkapi, pendeteksian ketidakjujuran melalui pernyataan verbal seperti polygraph, agar dapat menghasilkan akurasi yang lebih tinggi dan objektivitas dalam pendeteksian ketidakjujuran di ranah penegakan hukum. Hasil penelitian tersebut menyimpulkan bahwa grafologi untuk pendeteksian ketidakjujuran dapat menjadi alternative solusi selain alat polygraph yang sudah umum. Hal ini juga diungkapkan oleh Mustofa (2007) yang menyebutkan bahwa dalam kriminalistik, di dalamnya, terdapat metode grafologi.

12 komentar:

  1. wihh keren bs deteksi kbhongan lwat tulisan

    BalasHapus
  2. yang ane bisa cuma nebak kpribadian lewat tulisan,,

    tapi ini baru denger,, kayaknya keren juga kalo punya bakat ini

    BalasHapus
  3. iya nih baru dnger jg,,
    trimakasih infonya....

    BalasHapus
  4. great! artikel yang sgt anggun..

    andai saja bisa punya bakat begitu..

    terima kasih infonya..

    BalasHapus
  5. Grafologi itu ilmu yang rumit dipelajari, sama kaya statistik tp yang bisa mempelajari'a salut deh soalnya kagak sembarangan orang yg bisa

    BalasHapus
  6. Waaah, ilmu psikologis juga nih ya :)
    Nice post..
    Kunjungan siang yang asik :D

    BalasHapus
  7. satu bidang ilmu yang aku rasa akan sangat membantu tugas polisi dam mengungkapkan satu tindakan kejahatan korupsi dan penipuan,..sangat bermanfaat sekali

    BalasHapus
  8. waach kereen banget,, saya baru kepikiran kalau bisa juga mendeteksi kebohongan dari tulisan, saya mau berkunjung ke blgnya juga ah.. nice share mbak.. :)

    BalasHapus
  9. sumpah baru tau kalo ada ilmunya hehehee.. nice post banget dear..

    BalasHapus
  10. Bacanya aja udah bingung, apalagi mempelajari ilmunya

    BalasHapus
  11. wah keren. bookmark dulu ah. belum dibaca semua
    btw saya jg lg tertarik kayak gini (grafologi) dan ilmu membaca wajah.
    Cz dosen pembimbing fisiologi saya bisa kayak gini, dan pasti ketebak hahahaha

    BalasHapus
  12. Tangan itu gak pernah berbohong, yang bohong itu pikirannya yang timbul dari pertikaian antara nafsu dan akal. Karena menurutku, nafsu itu adalah jembatan antara pikiran dan perut, sedangkan jembatan antara pikiran dan hati adalah akalnya... Ini adalah "software" dasar ciptaanNya, untuk menghasilkan berbagai "software" lainnya seperti kecerdasan, emoasi, amarah dan lainnya. Hehehe,,,sorry, sok pinter dikit...

    Tapi sebenarnya "software" manusia tersebut bisa dilumpuhkan oleh "software" lainnya, seperti penenangan orang yang marah dengan orang yang sabar, pencegahan ibu terhadap anaknya yang masih rewel, dan lainnya.

    Maka, menurut saya pribadi (belum tentu bener / masih perlu dikaji lagi), detektor kebohongan dengan tulisan adalah salah satu pelumpuhan "software" dari orang pinter melalui media tulisan terhadap orang yang bohong, dan tentunya, silahkan dicek sendiri,,, APAKAH KOMENTAR SAYA INI BOHONG??

    By asanoer.com

    BalasHapus

Daisypath Anniversary tickers