sumber gambar disini |
Pernah nggak sih readers sekalian merasakan cemas atau takut?
Misalnya takut ular, takut gempa, atau takut sama perampok? Tentunya
pernah ya, karena normal sekali apabila kita merasa takut terhadap sesuatu yang
mengancam keselamatan kita. Tapi, lain halnya dengan kecemasan.
‘Cemas’ ini biasanya karena sesuatu yang tidak jelas atau tidak
nyata atau difus, sehingga digolongkan pada suasana hati (stemming). Kecemasan
sendiri, menurut Kartini Kartono (1986: 129) adalah semacam
kegelisahan-kekhawatiran dan ‘ketakutan’ terhadap sesuatu yang tidak jelas,
yang difus, atau baur, dan mempunyai ciri yang mengazab pada seseorang.
Mungkin beberapa dari lo masih menganggap enteng mengenai ‘cemas’
ini. “Ah, cemas doang. Semua orang juga pernah ngerasa cemas.” Ya ga sih? Tapi mungkin
lo perlu mengetahui bahwa ada lho, kecemasan yang berbahaya, yang bahkan bisa
menimbulkan dampak yang luar biasa. Ayo cek disini!
Gejala umum pada kecemasan antara lain: gemetar, geletar, berpeluh
dingin, mulut jadi kering, membesarnya anak mata atau pupil, sesak nafas,
percepatan nadi dan detak jantung, mual, muntah, murus atau diare, dan
lain-lain.
Nah, yang berbahayanya, jika ini semua terjadi dalam kondisi
kronis dan terus menerus dalam waktu lama, bisa menyebabkan kerusakan pada
fisik lho! Penyakit lambung, tekanan darah tinggi (hipertensi), asma, juga
kerusakan pada fungsi psikis—adalah penyakit yang umum diketahui karena
kecemasan yang berlebihan.
Bahkan kecemasan ini dapat menimbulkan penyakit kejiwaan yang
diantara lain:
1.
Psikoneurosa
adalah sekelompok
reaksi psikis dengan adanya ciri khas yaitu kecemasan dan tidak sadar
ditampilkan ke luar dalam berbagai bentuk tingkah laku dengan jalan menggunakan
mekanisme pertahanan diri (defance mechanism). Penyakit ini
erat kaitannya dengan lingkungan sosial dan kultural yang tidak menguntungkan,
ditambah dengan ketidakseimbangan pridadi yang dapat mengakibatkan gejala
neurosa.
2.
Histeria
adalah gangguan
psikoneurotik dengan ciri emosionalitas yang ekstrim, dan kecemasan-kecemasan. Gangguan ini
mencakup fungsi psikis, sensoris, motori, vasomotor (syaraf-syaraf yang
membesar-mengecilkan pembuluh darah) dan alat pencernaan. Gangguan ini
biasanya disebabkan konflik internal, dan memiliki beberapa jenis, yaitu:
Hysteria konversia
biasanya berbentuk catalepsy (kaku atau kejang-kejang), anaesthasia (hilangnya
rasa sensoris), anosmia (hilangnya rasa pengecap), kebutaan dan tuli sesaat,
aphonia (tidak bisa berbicara), monoplegia (lumpuh pada satu lengan atau kaki
atau satu kelompok syaraf), dan hemiplegia (lumpuh di satu sisi badan) yang semuanya
sifatnya tidak menetap.
Hysteria minor
(bentuk ringan) ada serangan kejang (convulsive), dimana penderita kerap
menangis dan tertawa tanpa mampu dikendalikan.
Hysteria narkolepsi,
ada kecendrungan untuk tidur terus menerus sealam beberapa menit, hingga jam
atau hari. Penyebabnya adalah pengalaman emosional yang tidak menyenangkan,
ditambah kelemahan jasmani dan fantasi bahwa ‘kematian itu menyenangkan’.
Hysteria anorrexy,
penderitanya tidak merasa lapar dan menolak makan hingga bisa berakibat fatal—yaitu
mati kelaparan.
3.
Somnabulisme (somnus=tidur,
ambulare=berjalan)
Penyakit ini
kerap disebut sleepwalking karena penderita tidur sambil berjalan dan berbuat
sesuatu, seperti dalam keadaan trance. Penyebabnya adalah pengalaman yang
mencemaskan atau shock emosional yang belum terselesaikan, yang mengakibatkan
timbulnya dissosiasi.
4.
Neurasthenia
adalah kondisi
syaraf-syaraf yang lemah, orangnya tidak memiliki energy, selalu merasa lelah
yang ekstrim, disertai sakit dan nyeri. Penderitanya selalu merasa cemas akan
melakukan kegagalan, hingga malas dan segan berbuat, ragu-ragu, disertai
ketegangan syaraf, dan cepat menjadi bingung.
5.
Fobia
adalah ketakutan
atau kecemasan yang abnormal, tidak rasional, dan tidak bisa dikontrol terhadap
suatu situasi atau objek tertentu. Penyebabnya adalah pernah mengalami
ketakutan hebat, yang disertai rasa malu dan bersalah.
6.
Hipokondria
adalah kondisi
kecemasan yang kronis, dan penderitanya selalu merasakan ketakutan dan
kecemasan yang patologis terhadap kesehatan badan sendiri. Penderitanya selalu
yakin bahwa dia menderita penyakit serius hingga setiap kesakitan dirasakan
sebagai pertanda bencana luar biasa.
7.
Anxiety neurosis
adalah kondisi
psikis dalam ketakutan dan kecemasan yang kornis, sekalipun tidak ada
rangsangan yang spesifik. Emosi penderitanya tidak stabil, cepat depresif, dan
disertai bermacam-macam fantasi. Penyebabnya adalah kecemasan, ketakutan,
kesusahan, dan kegagalan yang bertubi-tubi.
8.
Psikosomatisme
adalah kondisi
dimana konflik-konflik psikis atau psikologis dan kecemasan-kecemasan menjadi
sebab timbulnya macam-macam penyakit jasmaniah; atau justru membuat semakin
parahnya suatu penyakit jasmaniah yang sudah ada.
9.
Hypertension
adalah tekanan
darah tinggi dengan ketegangan yang tinggi. Emosi-emosi yang kuat dan kecemasan
hebat yang berkelanjutan menjelma mendari reaksi somatisme itu langsung
mengenai peredara darah, sehingga mempengaruhi detak jantung dan tekanan darah.
Penyakit ini sangat berbahaya dan banyak menyebabkan kematian.
10.
Effort syndrome den Postpower
syndrome
adalah reaksi
somatisasi dalam bentuk sekelompok tanda-tanda dan simptom-simptom penyakit,
luka luka atau kerusakan, dengan gejala pengeluaran tenaga fisik yang sangat
sedikit saja sudah menyebabkan bertambah cepatnya detak jantung, disertai
kesukaran bernafas dan perasaan seperti mau pingsan. Penyakit ini pada dasarnya
disebabkan oleh kecemasan-kecemasan dan ketakutan-ketakutan mengenai aktivitas
jasmaiah yang disertai perasaan berdosa, atau diikuti kecemasan-ketakutan
terhadap implus agresivitas sendiri.
11.
Peptic Ulcer
Adalah penyakit borok bernanah atau etterende zweer pada alat
pencernaan. Awalnya penyakit ini berupa peradangan, disebabkan oleh terlampau
banyaknya asam lambung dengan konsentrasi sangat kuat (hyperacidity) dalam usus
12 jari atau duodenum, sehingga terjadi penggerogotan terhadap usus-usus;
menimbulkan luka-luka, yang kemudian menjadi borok-borok bernanah pada usus dan
lambung.
Tuh, serem kan yaaa, penyakit yang ditimbulkan oleh kecemasan? Itulah
sebabnya, jangan sekali-kali meremehkan kecemasan berat yang berlangsung terus-menerus
dalam waktu lama. Sebelum lo menderita penyakit-penyakit yang dicantumkan tadi,
lebih baik mencegahnya dengan menanggulangi stress, mencari aktifitas yang
mampu memberikan ketenangan. Beribadah misalnya, curhat dengan seseorang, atau
nulis di blog lebih menyenangkan kok.
Ayo mulai hidup sehat tanpa cemas yang berlebihan!
Sumber
: Kartini Kartono, Patologi Sosial 3:
Gangguan-gangguan Kejiwaan, PT RajaGrafindo Persada Jakarta, 2002. (Hal
129-141)
jadi hidup biarkan mengalir seperti air, terima dengan lapang dada apapun yang terjadi nantinya ;D
BalasHapuslike this yo :D
BalasHapusmampir
gue sering cemas dan memikirkan sesuatu yang gak penting sebenarnya ._.
BalasHapusaaaaa jadi takut T.T
@daka: setuju gaaan *catet-catet* hahahha
BalasHapus@DeeJayHan: udah gan ^^
@mahardini: jangan takut aaaa nanti kejadian beneran lhooo #isengbanget #nambahnakutin hahhaha selalu positif aja yaa :)
Wah 11 gangguan jiwanya ngeri2
BalasHapus@fridigraph: iya gan -___- udah gitu nyembuhinnya juga susah..
BalasHapusWah sereeeem... @_@
BalasHapuslumayan nih jd bahan riset novel.. :))
BalasHapusGw Jadi keinget Marissa Haque n pintu kecemasan yg ada di MRT SGP,,
BalasHapus#eeehh
haahhahahaa
percaya gak, gangguan jiwa tuh bisa gak mempan kalo kita sendiri itu udah gila. ini beneran loh, sumpah.
BalasHapusbener tuh kecemasan memang sangat mengganggu.. gue tau karna gue ngerasain sendiri... yang aneh nya cemas gue itu dtang nya dari dalam diri yg nggak bisa diusir begitu aja.. karna dalam pikiran kayak nya jalan sendiri memikirkan apa yg dicemaskan.... huuuch kayak nya mudah ngusir nya cukup dngn jangn dipikirin... tapi klo sudah terkena penyakit cemas baru tahu bahwa penyakit ini butuh perjuangan keras untuk mengusir nya,,,,
BalasHapusDepresi itu bukan berarti sekadar sedih. Tapi lebih dari itu. Jadi bukan karena sedang sedih langsung dibilang depresi.
BalasHapusReferensi: udoctor.co.id
Saya sedang proses mnghilangkan cemas berat saya pasca salah vonis pnyakit jantung saya.trimakasih..blog ini sangat membantu sekali..
BalasHapusterimakasih untuk informasinya, sebenarnya klo dibiarkan tanpa di obati, penyakit apapun bisa menjadi berbahaya,
BalasHapus